[Aqidah] Tauhid Rububiyyah, Uluhiyyah, Asma wa Shifat

(Picture by dalamislam.com)



Bismillah

Assalamualaikum warahmatullahi wa barokaatuh
Alhamdulillah wassholatu wassalamu ala Rasulillah. Ama ba'du

Alhamdulillah pada postingan kali ini, ana mau menulis sedikit tentang materi yang sangat penting dalam Islam, tauhid. Karena tauhid adalah hal yang sangatt penting.

Ana merujuk pada kitab Minhaj al Firqah an Najiyah wa ath-Tha'ifah al-Manshurah karya Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu. Kitab ini kemudian diterjemahkan oleh Ainul Haris Umar Arifin, Lc dengan judul Jalan Golongan yang Selamat dan diterbitkan oleh Penerbit Darul Haq.

Ana akan menulis ulang sedikit saja, karena ana menulis ini semata untuk murojaah dan berbagi sedikit dengan bahasa yang insyaallah mudah dipahami
Langsung saja ya...

Macam-Macam Tauhid

Tauhid adalah mengesakan Allah dengan beribadah kepadaNya semata. Ibadah merupakan tujuan penciptaan alam semesta ini. Allah subhanahu wa ta'laa berfirman

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

“Dan Aku (Allah) tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahKu.” (Adz Dzariyat: 56)

Maksudnya, agar manusia dan jin beribadah hanya kepada Allah semata dan mengkhususkan berdoa hanya kepadaNya.

Tauhid berdasarkan Kitab Suci Al Qur’an ada tiga macam:

1. Tauhid Rububiyyah

Yaitu pengakuan bahwa sesungguhnya Allah adalah Rabb dan Pencipta. Secara ringkasnya, mengesakan Allah dalam hal perbuatanNya.

Tauhid ini diakui oleh orang kafir Quraisy masa itu, tetapi pengakuan mereka tidaklah menjadikan mereka termasuk golongan orang Islam.

وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَهُمْ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ

“Dan sungguh, jika kamu bertanya kepada mereka: ‘Siapakah yang menciptakan mereka,' niscaya mereka menjawab: 'Allah'.” (Az Zukruf: 87)

2. Tauhid Uluhiyyah

Yaitu mengesakan Allah dengan melakukan berbagai macam ibadah yang disyariatkan, seperti berdoa, memohon pertolongan, thawaf, menyembelih binatang kurban, bernadzar dan berbagai ibadah lainnya.

Macam tauhid inilah yang diingkari oleh orang-orang kafir dan itu pula yang menjadi sebab perseteruan dan pertentangan antara umat-umat terdahulu dengan para rasul, sejak Nabi Nuh alaihissalam hingga diutusnya Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ

“Hanya kepada Engkau-lah kami menyembah dan  hanya kepada Engkau-lah kami meminta pertolongan.” (Al-Fatihah:5)

Maksudnya, khusus kepadaMu (ya Allah) kami beribadah, hanya kepadaMu semata kami berdoa dan kami sama sekali tidak memohon pertolongan kepada selain Engkau.

3. Tauhid Asma' wa Shifat

Yaitu beriman terhadap segala apa yang terkandung dalam Al Qur’an al-Karim dan hadits shahih tentang sifat-sifat Allah yang Dia ungkapkan tentang DiriNya atau diungkapkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam tentang sifat-sifat Allah tersebut. Secara ringkasnya, mengesakan Allah dalam nama dan sifat-Nya.

Beriman kepada sifat-sifat Allah itu harus sebagaimana adanya, tanpa ta'wil (penafsiran), tahrif (penyimpangan), takyif (visualisasi, penggambaran), ta'thil (pembatalan, penafian), tamtsil (penyerupaan), tafwidh (penyerahan, seperti yang banyak dipahami oleh banyak orang). Untuk penjelasan lebih lanjut insyaallah ada di sini.

لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِير
"Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (Asy Syura: 11)


[Dinukil dari Syaikh Muhammad bin Jamil Zanu, 2018. Jalan Golongan yang Selamat: hlm 19-21. (Jakarta: Darul Haq)]

©©©

Kritik dan saran sampaikan ke
ummuali998@gmail.com

Comments

Popular posts from this blog